Senin, 14 Januari 2013

Muhammad Nashiruddin Al-Albani


Nama beliau adalah Abu Abdirahman Muhammad  Nashiruddin bin Nuh Al-Albani. Dilahirkan pada tahun 1333H di kota Ashqodar ibu kota Albania yang lampau. Beliau dibesarkan di tengah keluarga yang tak berpunya, karena kecintaan terhadap ilmu dan ahli ilmu.
Ayah Al-Albani yaitu Al Haj Nuh adalah lulusan lembaga pendidikan ilmu-ilmu syariat di ibu kota negara dinasti Utsmaniyah (kini Istambul), yang ketika Raja Ahmad Zagho naik tahta di Albania dan mengubah sistem pemerintahan menjadi pemerintah sekuler, maka Syeikh Nuh sangat mengkhawatirkan dirinya dan keluarganya. Akhirnya beliau memutuskan untuk berhijrah ke Syam dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Beliau sekeluargapun menuju Damaskus.
Setiba di Damaskus, Syeikh Al-Albani kecil mulai aktif mempelajari bahasa Arab. Beliau masuk sekolah pada madrasah yang dikelola oleh Jum'iyah Al-Is'af Al-Khairiyah. Beliau terus belajar di sekolah tersebut hingga kelas terakhir tingkat Ibtida'iyah. Selanjutnya beliau meneruskan belajarnya langsung kepada para Syeikh. Beliau mempelajari Alquran  dari ayahnya sampai selesai, disamping itu mempelajari pula sebagian fiqih madzab Hanafi dari ayahnya.
Syeikh Al-Albani juga mempelajari keterampilan memperbaiki jam dari ayahnya sampai mahir betul, sehingga beliau menjadi seorang ahli yang mahsyur. Keterampilan ini kemudian menjadi salah satu mata pencahariannya.
Pada umur 20 tahun, Syeikh Al-Albani mulai berkonsentrasi pada ilmu hadis karena terkesan dengan pembahasan-pembahasan yang ada dalam majalah Al-Manar, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Syeikh Muhammad Rasyid Ridha. Kegiatan pertama di bidang ini ialah menyalin sebuah kitab berjudul Al-Mughni an Hamli Al-Asfar fi Takhrij ma fi Al-Ishabah min Al-Akhbar. Sebuah kitab karya Al-Iraqi, berupa takhrij terhadap hadis-hadis yang terdapat pada Ihya Ulumuddin Al-Ghazali. Kegiatan Syeikh Al-Albani dalam bidang hadis ini ditentang oleh ayahnya seraya berkomentar. "Sesungguhnya ilmu hadis adalah pekerjaan orang-orang bangkrut".
Namun Syeikh Al-Albani justru semakin cinta terhadap dunia hadis. Pada perkembangan berikutnya, Syeikh Al-Albani tidak memiliki cukup uang untuk membeli kitab-kitab. Karenanya, beliau memanfaatkan Perpustakaan Adh-Dhahiriyah di sana (Damaskus). Di samping itu juga meminjam buku-buku dari beberapa perpustakaan khusus. Hadis telah menjadi kesibukan rutinnya, sampai-sampai beliau menutup kios reparasi jamnya. Beliau lebih betah berlama-lama dalam perpustakaan Adh-Dhahiriyah, setiap harinya mencapai 12 jam. Tidak pernah istirahat mentelaah kitab-kitab hadis, kecuali jika waktu sholat tiba. Untuk makannya, seringkali hanya sedikit makanan yang dibawanya ke perpustakaan.
Akhirnya kepala kantor perpustakaan memberikan sebuah ruangan khusus di perpustakaan untuk beliau. Bahkan kemudiaan beliau diberi wewenang untuk membawa kunci perpustakaan. Dengan demikian, beliau menjadi leluasa dan terbiasa datang sebelum yang lainnya datang. Begitu pula pulangnya ketika orang lain pulang pada waktu zuhur, beliau justru pulang setelah sholat isya. Hal ini dijalaninya sampai bertahun-tahun.
Syeikh Al-Albani pernah dipenjara dua kali. Kali pertama selama satu bulan dan kali kedua selama enam bulan. Itu tidak lain karena gigihnya beliau berdakwah kepada sunnah dan memerangi bid'ah sehingga orang-orang yang dengki kepadanya menebarkan fitnah.
Syeikh Al-Albani , beliau pernah mengajar di Jami'ah Islamiyah (Universitas Islam Madinah) selama tiga tahun, sejak tahun 1381-1383H, mengajar tentang hadis dan ilmu-ilmu hadis. Setelah itu beliau pindah ke Yordania. Pada tahun 1388H, Departemen Pendidikan meminta kepada Syeikh Al-Albani untuk menjadi ketua jurusan Dirasah Islamiyah pada Fakultas Pasca Sarjana di sebuah Perguruan Tinggi di kerajaan Yordania. Tetapi situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan beliau memenuhi permintaan itu. Pada tahun 1395H hingga 1398H beliau kembali ke Madinah untuk bertugas sebagai anggota Majelis Tinggi Jam'iyah Islamiyah di sana. Mandapat penghargaan tertinggi dari kerajaan Saudi Arabia berupa King Faisal Fundation tanggal 14 Dzulkaidah 1419H.

Karya-karya beliau sangat banyak, diantaranya ada yang sudah dicetak, ada yang masih berupa manuskrip dan ada yang mafqud (hilang), semua berjumlah 218 judul. Beberapa Contoh Karya Beliau adalah :
  1. Adabuz-Zifaf fi As-Sunnah Al-Muthahharah
  2.  Al-Ajwibah An-Nafi'ah ala as'ilah masjid Al-Jami'ah
  3. Silisilah Al-Ahadits Ash Shahihah
  4. Silisilah Al-Ahadis Adh-Dha'ifah wal Maudhu'ah
  5. At-Tawasul wa anwa'uhu
  6. Ahkam Al-Jana'iz wabida'uha

Di samping itu, beliau juga memiliki kaset ceramah, kaset-kaset bantahan terhadap berbagai pemikiran sesat dan kaset-kaset berisi jawaban-jawaban tentang berbagai masalah yang bermanfaat.
Selanjutnya Syeikh Al-Albani berwasiat agar perpustakaan pribadinya, baik berupa buku-buku yang sudah dicetak, buku-buku foto copian, manuskrip-manuskrip (yang ditulis oleh beliau sendiri ataupun orang lain) semuanya diserahkan ke perpustakaan Jami'ah tersebut dalam kaitannya dengan dakwah menuju Al-Kitab was Sunnah, sesuai dengan manhaj salafush Shalih (sahabat nabi radhiyallahu anhum), pada saat beliau menjadi pengajar disana.
Beliau wafat pada hari Jumat malam Sabtu tanggal 21 Jumada Tsaniyah 1420H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yoradania. Rahimallah Asy-Syeikh Al-Albani rahmatan wasi'ah wa jazahullahu'an Al-Islam wal muslimiina khaira wa adkhalahu fi An-Na'im Al-Muqim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar