Keturunannya terdiri dari golongan yang
berilmu dan ternama. Orang tuanya merupakan kadi di Kordova. Oleh itu,
beliau telah disarankan untuk berguru dengan Ibnu Zuhr yang kemudiannya
menjadi rekan karibnya.
Ibnu Rusyd mempelajari ilmu fiqih dari
rekannya yang juga merupakan tokoh yang terkenal di Spanyol yaitu Ibnu
Zuhr yang pernah bertugas sebagai doktor di istana di Andalusia.
Sebelum meninggal dunia, beliau telah
menghasilkan bukunya yang terkenal Al Taysir. Buku itu telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Inggris dengan judul
Faclititation of Treatment.
Selain menjalin hubungan yang akrab
dengan Ibnu Zuhr, Ibnu Rusyd juga mempunyai hubungan yang baik dengan
kerajaan Islam Muwahidin. Ibnu Rusyd dilantik sebagai hakim di Sevilla
pada tahun 1169. Dua tahun kemudian, beliau dilantik menjadi hakim di
Kordova.
Selepas beberapa waktu menjadi hakim,
beliau dilantik sebagai doktor istana pada tahun 1182 atas dasar saran
Ibnu Tufail. Banyak yang merasa cemburu dengan kedudukan Ibnu Rusyd.
Karena desakan dan tekanan pihak tertentu, beliau dibuang ke daerah
Alaisano.
Setelah selesai menjalani hukuman
pembuangannya, beliau pulang kembali ke Kardova. Kehadirannya di Kardova
bukan saja tidak diterima, tetapi beliau telah disisihkan oleh
masyarakat serta menerima berbagai penghinaan dari masyarakatnya.
Pada akhir usianya, kedudukan Ibnu Rusyd
dipulihkan kembali ketika Khalifah Al-Mansur Al-Muwahidi menyadari
kesalahan yang dilakukannya. Namun, segala penghormatan yang diberikan
kepadanya tidak sempat dirasakan oleh Ibnu Rusyid karena beliau
menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1198.
Kematiannya merupakan kehilangan yang
cukup besar bagi kerajaan dan umat Islam di Spanyol. Beliau tidak
meninggalkan satupun harta benda melainkan ilmu dan tulisan dalam
berbagai bidang seperti falsafah, ilmu kalam, ilmu falak, fiqh, musik,
astronomi, tata bahasa, dan nahu.
Antara karya besar yang pernah
dihasilkan oleh Ibnu Rusyd termasuk Kulliyah fit-Thibb yang terdiri dari
16 jilid, Mabadil Falsafah (Pengantar Ilmu Falsafah) dan Tafsir
Urjuza
Karya tulisan tersebut menunjukkan
betapa penguasaan Ibnu Rusyd dalam berbagai bidang dan cabang ilmu
begitu ketara sekali sehingga usaha untuk menerjemahkan tulisan beliau
telah dilakukan ke dalam bahasa lain. Buku Kulliyah fit-Thibb telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1255 oleh Bonacosa, orang
Yahudi.
Kemudian buku itu diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dengan judul General Rules of Medicine. Hasil pemikiran
yang dimuat dalam tulisannya, terutama dalam bidang falsafah, telah
memengaruhi ahli falsafah Barat. Dua orang ahli falsafah Eropa, yaitu
Voltaire dan Rousseau dikatakan bukan sekadar terpengaruh oleh falsafah
Ibnu Rusyd, tetapi memperoleh ilham dari membaca karyanya.
Pemikiran Voltaire dan Rousseau telah
mencetuskan era Renaissance di Prancis sehingga meruntuhkan pengaruh
Eropa keseluruhannya sebagaimana yang ada sekarang ini. Masyarakat Barat
sebenarnya terhutang budi kepada Ibnu Rusyd karena pemikirannya, baik
secara langsung ataupun tidak langsung, telah mencetuskan revolusi di
benua Eropa.
Pemikirannya memungkinkan masyarakat di
sana keluar dari zaman kegelapan menuju era kemajuan industri yang
pesat. Rumah sakit Les Quinze-Vingt yang juga merupakan rumah sakit
pertama di Paris didirikan oleh Raja Louis IX berdasarkan model rumah
sakit Sultan Nuruddin di Damsyik yang dasar pembuatannya merupakan hasil
dari pemikiran Ibnu Rusyd.
Ibnu Rusyd juga telah menulis sebuah
buku tentang musik yang diberi judul De Anima Aristoteles (Commentary on
the Aristotle's De Animo). Hasil karyanya ini membuktikan betapa Ibnu
Rusyd begitu terpengaruh dan tertarik oleh ilmu logika yang dikemukakan
oleh ahli falsafah Yunani, Aristoteles.
Pembicaraan falsafah Ibnu Rusyd banyak
tertumpu pada persoalan yang berkaitan dengan metafisika. Beliau telah
mengemukakan pemikiran yang bernas lagi jelas.
Ketika Ibnu Rusyd memberi penekanan
tentang kepentingan menjaga kesehatan. Beberapa pandangan yang
dikemukakan dalam bidang kedokteran juga didapati mendahului zamannya.
Beliau pernah menyatakan bahwa demam campak hanya akan dialami oleh
setiap orang sekali saja.Beliau juga merangkum pembedahan dan fungsi
organ di dalam tubuh manusia.
Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Ibnu
Rusyd turut menjangkau bidang yang berkaitan dengan sosial ketika
beliau mencoba membuat pembagian masyarakat itu kepada dua golongan
yaitu golongan elit yang terdiri dari ahli falsafah dan masyarakat awam.
Pembagian strata sosial ini merupakan
asas pengenalan pembagian masyarakat berdasarkan kelas seperti yang
dilakukan oleh ahli falsafah setelahnya, seperti Karl Max dan mereka
yang sealiran dengannya.
Apabila melihat keterampilan Ibnu Rusyd
dalam berbagai bidang ini, maka tidak ada keraguan lagi, beliau
merupakan tokoh ilmuwan Islam yang tiada tandingannya. Malahan dalam
banyak perkara, pemikiran Ibnu Rusyd jauh lebih besar dan berpengaruh
jika dibandingkan dengan ahli falsafah yang pernah hidup sebelum
zamannya ataupun selepas kematiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar