Ibnu Khaldun atau nama sebenarnya Wali
Al-Din Abdurahman bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin Al-Hasan lahir
di Tunis pada 1 Ramadan 732H. Keluarganya berasal dari keturunan Arab
Hadramaut yang pernah menetap di Servilla, Italy, dan Spanyol. Akhirnya
berpindah dan menetap di Afrika Utara semasa pemerintahan Hafs Abu
Zakariya, pemerintah Tunis pada waktu itu.
Ibnu Khaldun mendapat pendidikan dalam
berbagai ilmu Islam seperti Alquran, hadis, perundang-undangan Islam,
kesusastraan, falsafah, dan bahasa. Diantara gurunya ialah Muhammad
Ibrahim Al-Abili, Abu Abdullah Al-Jayyani, Abdullah Muhammad bin Abd
Al-Salam.
Ibnu Khaldun menjadi cendekiawan yang
agung sehingga disanjung oleh Barat karena hasil jerih payahnya, akan
tetapi jarang umat Islam yang mengajinya. Sebenarnya, sumbangan
pemikiran Ibnu Khaldun dalam ekonomi banyak dimuat dalam hasil karya
agungnya, Al-Muqaddimah. Antara teori ekonomi yang terdapat dalam
karyanya masih layak digunakan hingga sekarang.
Ibnu Khaldun telah membicarakan beberapa
prinsip dan falsafah ekonomi seperti keadilan (Justice), hardworking,
kerja sama (cooperation), kesederhanaan (moderation), dan fairness.
Ibnu Khaldun telah menekankan bahwa
keadilan merupakan tulang belakang ekonomi. Apabila keadilan tidak dapat
dilaksanakan, sebuah negara akan hancur dan musnah.
Menurut beliau, ketidakadilan tidak saja
difahami sebagai merampas uang atau harta orang lain tanpa sebab yang
pasti. Akan tetapi, mengambil harta orang lain atau menggunakan
tenaganya secara paksa atau membuat dakwaan palsu terhadap orang lain.
Begitu juga kalau meminta seseorang melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan Islam.
Ketidakadilan seperti di atas membawa
kepada runtuhnya sebuah. Menurut Ibnu Khaldun, atas sebab itulah semua
bentuk ketidakadilan dilarang oleh Islam.
Berdasarkan analisa yang mendalam,
didapati kesemua teori ekonomi Ibnu Khaldun tentang manusia berdasarkan
kepada prinsip-prinsip dan falsafah Islam. Ibnu Khaldun tidak melihat
fungsi utama manusia dalam aktivitas perekonomiannya seperti hewan
ekonomi (economic animal). Sebaliknya beliau menganggap manusia itu
sebagai manusia Islam (Islamic man/homo Islamicus) yang memerlukan
pengetahuan ekonomi untuk memenuhi tujuannya di atas muka bumi ini.
Dalam hal ini, Ibnu Khaldun menekankan
perlunya manusia menjauhi perbuatan jahat. Sebaliknya manusia wajib
mengikuti ajaran Islam sebagai model untuk memperbaiki dirinya dan tidak
melupakan kehidupan akhirat.
Ibnu Khaldun mengemukakan teori bahwa
kehidupan perekonomian senantiasa mengarah ke arah pelaksanaan
keseimbangan antara penawaran dengan permintaan.
Menurut Ibnu Khaldun semua usaha manusia
dan semua tenaga buruh perlu digunakan untuk mendapatkan modal dan
keuntungan. Menurut Ibnu Khaldun juga harga barang terdiri dari tiga
elemen utama yaitu gaji atau upah, keuntungan, dan cukai. Ketiga elemen
ini merupakan suatu hal yang akan tetap kembali kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar