”Tak
mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam
bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit,
dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill).
Kalimat di atas merupakan komentar
Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan
sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama,
Al-Jazari. Al Jazari merupakan seorang tokoh besar di bidang mekani dan
industri. Lahir di Al-Jazira, yang terletak diantara sisi utara Irak dan
timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat. Al-Jazari
merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Nama lengkapnya
adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar
Bakir, Turki, selama abad kedua belas. Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz
al-Jazari mendapat julukan sebagai Bapak Modern Engineering berkat
temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern
saat ini, diantaranya combustion engine, crankshaft, suction pump,
programmable automation, dan banyak lagi.
Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di
Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat,
Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di
Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
Donald Routledge dalam bukunya Studies
in Medieval Islamic Technology, mengatakan bahwa hingga zaman modern
ini, tidak satupun dari suatu kebudayaan yang dapat menandingi
lengkapnya instruksi untuk merancang, memproduksi dan menyusun berbagai
mesin sebagaimana yang disusun oleh Al-Jazari. Pada 1206 ia merampungkan
sebuah karya dalam bentuk buku yang berkaitan dengan dunia teknik.
Beliau mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya, lengkap dengan
rincian gambar-gambarnya dalam buku, “al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml
al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal” (The Book of Knowledge of Ingenious
Mechanical Devices). Bukunya ini berisi tentang teori dan praktik
mekanik. Karyanya ini sangat berbeda dengan karya ilmuwan lainnya,
karena dengan piawainya Al-Jazari membeberkan secara detail hal yang
terkait dengan mekanika. Dan merupakan kontribusi yang sangat berharga
dalam sejarah teknik.
Keunggulan buku tersebut mengundang
decak kagum dari ahli teknik asal Inggris, Donald Hill (1974). Donald
berkomentar bahwa dalam sejarah, begitu pentingnya karya Al-Jazari
tersebut. Pasalnya, kata dia, dalam buku Al-Jazari, terdapat instruksi
untuk merancang, merakit, dan membuat mesin.
Di tahun yang sama juga 1206, al-Jazari
membuat jam gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk
menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval
tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Prinsip
humanoid automation inilah yang mengilhami pengembangan robot masa
sekarang. Kini replika jam gajah tersebut disusun kembali oleh London
Science Museum, sebagai bentuk penghargaan atas karya besarnya.
Pada acara World of Islam Festival yang
diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum
dengan hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum merekonstruksi
kerja gemilang Al-Jazari, yaitu jam air.
Ketertarikan Donald Hill terhadap karya
Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada
1974, atau enam abad dan enam puluh delapan tahun setelah pengarangnya
menyelesaikan karyanya.
Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik
karena memberikan gambaran yang begitu detail dan jelas. Sebab ahli
teknik lainnya lebih banyak mengetahui teori saja atau mereka
menyembunyikan pengetahuannya dari orang lain. Bahkan ia pun
menggambarkan metode rekonstruksi peralatan yang ia temukan.
Karyanya juga dianggap sebagai sebuah
manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk
mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur
yang menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari
dunia Barat.
Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan
ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12
pada kejayaan. Ia hidup dan bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun. Ia
mengabdi di istana Artuqid, kala itu di bawah naungan Sultan Nasir
al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan kontribusi yang
penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Mesin pemompa air
yang dipaparkan dalam bukunya, menjadi salah satu karya yang inspiratif.
Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negari Barat.
Jika menilik sejarah, pasokan air untuk
minum, keperluan rumah tangga, irigasi dan kepentingan industri
merupakan hal vital di negara-negara Muslim. Namun demikian, yang sering
menjadi masalah adalah terkait dengan alat yang efektif untuk memompa
air dari sumber airnya.
Masyarakat zaman dulu memang telah
memanfaatkan sejumlah peralatan untuk mendapatkan air, yaitu Shaduf
maupun Saqiya. Shaduf dikenal pada masa kuno, baik di Mesir maupun
Syria. Alat ini terdiri dari balok panjang yang ditopang di antara dua
pilar dengan balok kayu horizontal.
Sementara Saqiya merupakan mesin
bertenaga hewan. Mekanisme sentralnya terdiri dari dua gigi. Tenaga
binatang yang digunakan adalah keledai maupun unta dan Saqiya terkenal
pada zaman Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi
peralatan tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.
Al-Jazari merintis jalan ke sana dengan menguraikan mesin yang mampu
menghasilkan air dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan mesin
yang pernah ada sebelumnya.
Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung
jawab untuk merancang lima mesin pada abad ketiga belas. Dua mesin
pertamanya merupakan modifikasi terhadap Shaduf, mesin ketiganya adalah
pengembangan dari Saqiya di mana tenaga air menggantikan tenaga
binatang.
Satu mesin yang sejenis dengan Saqiya
diletakkan di Sungai Yazid di Damaskus dan diperkirakan mampu memasok
kebutuhan air di rumah sakit yang berada di dekat sungai tersebut.
Mesin keempat adalah mesin yang
menggunakan balok dan tenaga binatang. Balok digerakkan secara naik
turun oleh sebuah mekanisme yang melibatkan gigi gerigi dan sebuah
engkol.
Mesin itu diketahui merupakan mesin
pertama kalinya yang menggunakan engkol sebagai bagian dari sebuah
mesin. Di Eropa hal ini baru terjadi pada abad 15. Dan hal itu dianggap
sebagai pencapaian yang luar biasa.
Pasalnya, engkol mesin merupakan
peralatan mekanis yang penting setelah roda. Ia menghasilkan gerakan
berputar yang terus menerus. Pada masa sebelumnya memang telah ditemukan
engkol mesin, namun digerakkan dengan tangan. Tetapi, engkol yang
terhubung dengan sistem roda di sebuah mesin yang berputar ceritanya
lain.
Penemuan engkol mesin sejenis itu oleh
sejarawan teknologi dianggap sebagai peralatan mekanik yang paling
penting bagi orang-orang Eropa yang hidup pada awal abad kelima belas.
Bertrand Gille menyatakan bahwa sistem tersebut sebelumnya tak diketahui
dan sangat terbatas penggunaannya.
Pada 1206 engkol mesin yang terhubung
dengan sistem roda sepenuhnya dikembangkan pada mesin pemompa air yang
dibuat Al-Jazari. Ini dilakukan tiga abad sebelum Francesco di Giorgio
Martini melakukannya.
Sedangkan mesin kelima, adalah mesin
pompa yang digerakkan oleh air yang merupakan peralatan yang
memperlihatkan kemajuan lebih radikal. Gerakan roda air yang ada dalam
mesin itu menggerakan piston yang saling berhubungan.
Kemudian, silinder piston tersebut
terhubung dengan pipa penyedot. Dan pipa penyedot selanjutnya menyedot
air dari sumber air dan membagikannya ke sistem pasokan air. Pompa ini
merupakan contoh awal dari double-acting principle. Taqi al-Din kemudian
menjabarkannya kembali mesin kelima dalam bukunya pada abad keenam
belas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar